Cerita ini hanya fiksi. Sebelumnya sudah saya post di wattpad, dan lagi ini merupakan re-make cerpen saya yang berjudul "45 minutes" yang kebetulan pernah saya post di Facebook pribadi saya. Hehe
Sebenarnya aku dan pria itu bukan teman sungguhan. Kami hanya berteman di media sosial bernama Facebook. Waktu itu aku melihat foto profilenya (yang tampan) dan memutuskan untuk mengirim permintaan pertemanan tanpa berpikir dua kali. Berharap mungkin ia akan mengirimiku pesan dan kemudian kita akan berbincang dan berjodoh (haha). Namun ternyata saat ia sudah menerima permintaan pertemananku dan aku stalk akunnya, ia sudah memiliki pacar (T-T). Seorang gadis berkulit putih bersih yang pokoknya jauh lebih cantik dariku. Semenjak itu, niat untuk mengiriminya pesan menghilang begitu saja.
Waktu semakin berlalu hingga aku melupakan akun Facebookku karena sibuknya urusan kuliah dan menariknya akun media sosial lain. Namun herannya hasratku ingin membuka akun itu kembali mencuat malam itu. Aku pun segera login dan melihat pria itu online. Aku tertawa dalam hati. Aku dulu sempat tertarik pada pria itu dan akhirnya setelah sekian lama berteman (di Facebook) tidak pernah mengatakan apapun padanya. Dan entah kenapa, mungkin karena tidak memiliki perasaan lagi, malam itu aku berniat untuk mengomentari status Facebooknya.
Dia: My life is totally over.
Tulisnya. Sepertinya ia sedang galau. Putuskah?
Aku: Why?
Aku membalasnya.
Dia: Nothing.
Aku: Then why'd you write this? Do you want to talk about it?
Dia: Nope. I'm okay.
Tiba-tiba gadis lain yang bernama Rina ikut mengomentari statusnya.
Rina: C'mon, there is plenty fish in the sea! Breaking up is just a phase!
Dan komentar lainnya kembali bermunculan.
Teman1: Breaking up doesnt mean the world is over. Please, dude.
Dia: Haha, who wants to stay with me?
Dia: I know, bro. Nvm
Teman2: Why you don't answer my call?!
Dia: My phone is dying.
Teman2: Charge your phone then!
Dan komentar pun berhenti. Ternyata ia benar putus dengan pacarnya. Aku terkekeh, inikah pertanda kenapa aku sangat ingin membuka akun Facebookku malam ini? Karena ia baru saja putus dan MUNGKIN ada kesempatanku untuk masuk? Lol
15 minutes is not enough actually
Ia kembali menulis status Facebook. Apa maksudnya?
Aku: What do you mean?
Dia: Nothing.
Aku: ???
Dia: ???
Aku: I'm curious lol
Dia: Curiosity kills the cat
Aku: Lol I'm not going to kill the cat
Dia: That's not what I mean lmao
Aku: I know what you mean, I'm just messing around lol
Aku: You seemed blue
Dia: I prefer black or grey lol
Aku: What is it?
Dia: Nothing for real
Dia: If you only could to love one person till death, would you live when that person is gone?
Aku terdiam cukup lama. Jawaban apa yang ia inginkan?
Aku: No.
Dia: Haha, why is that?
Aku: Well, what's the reason to live then? I mean, if I could love other person it would be good, but I can't so basically, it would torture me. My life is full of misery lol
Dan ia tidak membalas lagi komentarku. Mungkin jawabanku klasik. Tapi, aku tidak tau jawaban apa lagi yang lebih bagus untuk itu. Aku menengok kearah jam dinding yang tergantung di kamar, sudah pukul 1 malam lewat 6 menit. Segera ku logout akun Facebookku dan tidur.
--
Sejak hari itu aku tidak pernah melihat ia online karena ia tidak mengupdate status Facebooknya lagi ataupun membalas komentarku malam itu. Sebuah notifikasi dari Facebook masuk. Hari ini hari ulangtahun pria itu. Segera kubuka profil Facebooknya untuk mengirimkan ucapan selamat ulangtahun dan seseorang bernama Rina sudah terlebih dahulu melakukan hal tersebut. Namun pesannys membuatku tercengang.
Sebuah foto batu nisan dengan nama pria itu dan pesan yang bertuliskan:
Today is your birthday, bro. Happy birthday. It's been two months already. I miss you but I love you.
Tanganku langsung bergetar. Dua bulan. Dua bulan yang lalu ia meninggal. Tepat saat ia tidak membalas komentarku malam itu. Dengan spontan, aku segera mengirim pesan pada pemilik akun Rina.
Aku: Sorry, I saw what you sent to his wall. Is he really died?
Rina: I'm sorry, who are you?
Aku: I'm sorry, I'm just his friend, I commented his status but he never replied, I wonder what happened to him.
Rina: Well, he died two months ago.
Aku: For real? What happened?
Rina: He commited suicide. He was depressed for the past few weeks after breaking up with his girlfriend.
Rina: Ah, you are the last girl who talk to him before he died.
Rina: I'm not making you feel guilty or what.
Rina: I wonder if you could give him a proper answer back then.
Rina: Probably you could save him.
Rina: No offense.
Dengan cepat aku segera logout dari akun Facebookku. Dan ingin rasanya menghapus percakapanku dengan Rina. Sungguh, apa maksudnya mengatakan hal itu?
Penasaran, aku kembali membuka akun Facebookku dan Rina mengirimiku sebuah pesan. Sebuah foto sebenarnya. Sebuah foto yang berisikan sebuah tulisan tangan diatas sebuah kertas yang ditulis dengan spidol merah.
Who could live in the world if the one you love is gone? I have no reason in life.