Selasa, 08 Agustus 2017

Review Kosong: Mystic Messenger


Mystic Messenger
Developer: Cheritz
Free for some parts
Available on Android and iOS

Siapa yang gak mengenal game fenomenal Mystic Messenger, terlebih para otaku otome atau orang-orang yang mengaku dirinya adalah otaku. Mystic Messenger adalah sebuah game dating simulasi yang dikembangkan oleh Cheritz sejak 2016 lalu dan seketika langsung booming. Kenapa, karena game dating ini menampilkan format yang berbeda dari game dating lainnya. Format yang ditampilkan adalah layaknya chatting pada aplikasi messenger dilengkapi dengan panggilan telepon!

Hingga saat ini Mystic Messenger menyajikan lima rute yang bisa dipilih, yaitu Yoosung, Jaehee, Zen, Seven, dan Jumin. Rencananya, pada bulan Agustus ini mereka akan mengeluarkan rute baru, yaitu V.

Mystic Messenger sendiri bercerita tentang MC (Main Character, yaitu KAMU) yang dihubungi seseorang bernama Unknown dan ia minta tolong pada kamu untuk mengantarkan handphone yang ia temukan ke sebuah alamat. Kalau kamu setuju mengantarkannya, maka kamu akan memasuki sebuah apartemen yang kemudian otomatis mengkoneksikan handphone yang kamu temukan tadi dengan sebuah aplikasi chatting bernama RFA --Rika Foundation Association. Kamu pun masuk ke grup chatting tersebut dan mulai berkenalan dengan para member RFA yang namanya sudah saya sebutkan tadi di atas. Tugas kamu selanjutnya mengadakan sebuah pesta charity yang biasanya diadakan oleh member RFA bernama Rika yang diberitakan sudah meninggal.

Menariknya lagi, berbeda dengan game dating lainnya yang membuat kamu memilih rute di awal game, di Mystic Messenger kamu sendiri yang harus berjuang mendapatkan hati tokoh yang kamu sukai agar rute mereka terbuka. Btw, ada dua pilihan cerita yang bisa dipilih sebelum prolog, yaitu Casual story yang berisi rute Yoosung, Jaehee, dan Zen, serta Deep story yang berisi Seven dan Jumin. Untuk Casual story itu free, sedangkan untuk Deep story diharuskan membayar 80Hourglass.

Game ini juga menyajikan banyak ending di setiap rutenya, sampai saat ini sih saya selalu dapat Good Ending terus hehe.

Untuk grafik, oke banget. CGnya kerenlah. Sedikit ada perubahan tampilan sih pada game ini, yang awalnya berwarna kuning sekarang berubah menjadi warna tosca.

Dari alur ceritanya, keren. Jangan berharap ada cerita atau karakter menyek-menyek yang suka ada di game dating pada umumnya, karena gak akan ada hal seperti itu di Mystic Messenger. Kalau saya perhatikan (ciyelah), malahan alur cerita Mystic Messenger sedikit kelam. Kenapa, (SPOILER ALERT) karena Rika sebenarnya belum meninggal. Hubungan Rika dan V sejak awal sudah tidak sehat, mereka memandang satu sama lain sebagai sosok yang sempurna dan ketika ada yang tidak sesuai dengan kesempurnaan mereka, mereka jadi kehilangan keseimbangannya hingga akhirnya saling melukai. Btw, ini teori saya aja sih.

Karakter-karakternya, hmm, suka. Kelima tokoh Mystic Messenger digambarkan dengan cukup unik. Seperti Yoosung yang kecanduan main game online LOLOL, Zen yang narsis banget, Jaehee yang fansnya Zen dan sekretarisnya Jumin, lalu Jumin yang lebih tertarik pada kucing peliharaannya ketimbang wanita, serta Seven si hacker kocak namun serba rahasia. Kadang saya suka merasa kayaknya ada yang salah dengan tokoh-tokoh ini tapi ah sudahlah, saya tidak mau berkonspirasi dengan teori-teori omongkosong saya lol.

BGMnya, oke. Suara karakternya juga oke. Saya sih paling suka suaranya Zen sama Seven, soalnya lucu aja suara mereka. Apalagi kalau Zen udah mulai gak jelas, suaranya gemes banget haha.

Minusnya dari game ini adalah money oriented karena semuanya serba mahal. Saya mengerti kreator game ini butuh sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka, tapi tidak semahal ini juga. Contohnya, saat kita menyimpan game tersebut pada slot yang disediakan dan ingin memainkannya lagi dari slot tersebut, kita diharuskan membayar 5Hourglass. Sedangkan untuk mendapatkan Hourglass adalah dengan membelinya. Lalu, untuk membuka Deep route juga membayar 80Hourglass. Yang baru-baru ini mengagetkan saya adalah, saat After Ending kita diharuskan membayar 20Hourglass untuk membukanya, dan kemudian Secret Ending yang terdiri dari 8 Episode, juga harus membayar 10Hourglass jika ingin dibuka setiap episodenya. I'm not that rich.

Yang bikin saya potek kuadrat adalah official merchandisenya super mahal T-T Padahal saya minat beli tapi harganya bikin saya nangis apalagi belum termasuk ongkir kan T-T Sekarang sih tinggal tunggu keajaiban ajalah saya bisa beli lol

Rating: 4.8/5
Yoosung, Zen, Seven, Jumin, Jaehee

-------------------------------------------------------------------------------
UPDATE!! (17/09/17)
Rute V udah rilis tanggal 9 September kemarin, bertepatan dengan hari ulangtahunnya. Dan untuk mendapatkan rute V harus membayar 300HG (nangis dayak T-T). Rutenya sama aja sih, ada 11 hari dan punya 7 ending berbeda. Tapi menurut saya kemahalan. (Imma poor player, you know T-T).
penampakan MM yang baru
source: cheritz.tumblr



----------------------------------------------------
UPDATE!!! (05/17)
Beberapa saat lalu Cheritz juga meluncurkan rute baru, semacam alternate universe Mystic Messenger yang melibatkan seorang pria bernama Ray. Tenang, Ray adalah tokoh yang menggunakan visual dari Saeran. Saya belum main rute ini sih, tapi kata teman yang main, rutenya seru. Tapi ya hati saya masih di Jumin lol.

Sabtu, 05 Agustus 2017

Review Kosong: Vampire Academy


Vampire Academy
Sutradara: Mark Waters
Pemain: Zoe Dutch, Lucy Fry, Danila Kozlovsky
Genre: Paranormal, Romance
Berdasarkan novel berjudul sama karangan Richelle Mead

Banyak yang belum mengenal Vampire Academy atau sudah mengenalnya tapi terlambat seperti saya, rasanya sangat sayang hal itu terjadi. If only I know them sooner Y-Y

Saya tau film tersebut tanpa kesengajaan. Waktu itu saya sedang minta film pada seorang teman dan ia memberikan film Vampire Academy. Ketika saya tanya gimana filmnya, ia bilang bagus. Akhirnya saya langsung menonton saat ada kesempatan dan oke, saya jatuh cinta.

Bercerita tentang Rose Hathaway, dhampir (setengah vampir, setengah manusia) yang menjaga Lisa Dragomir, moroi (vampir darah murni). Mereka kabur dari perguruan St Vladimir dan akhirnya berhasil ditemukan oleh Dmitri Belikov, dhampir juga, yang membawa mereka kembali ke sekolah tersebut. Rose dan Lisa pun harus kembali menikmati masa sekolah mereka, namun Lisa mendapat teror. Mereka pun berusaha menemukan siapa pelaku teror tersebut.

Overall, saya suka banget. Meskipun beberapa scene terasa janggal, tapi saya tetap suka. Seperti contohnya saat si Mia gak jelas ngebully Lisa. Kurang penjelasan siapa Mia dan kenapa dia benci banget sama Lisa. Otp banget Dmitri sama Rose meskipun akting Dmitri kalau boleh saya bilang, kaku banget. Apa karena sifatnya Dmitri emang begitu? Daaan...akting Zoe Dutch sebagai Rose gak tau kenapa mengingatkan saya dengan aktingnya Ellen Peige di Juno. Penggambaran karakternya mirip banget hehew. Tapi pokoknya saya tetap suka.

Kemudian ternyata, Vampire Academy adaptasi dari novel juga berjudul sama. Karena akhir filmnya menggantung dan entahlah, akan ada lanjutannya atau tidak, saya pun mencari novelnya yang terdiri dari lima buku.

Ceritanya gak jauh berbeda. Masih tentang Rose dan Lisa yang kabur dari sekolah dan ditemukan oleh Dmitri. Tapi kejanggalan yang saya sebutkan di atas, semuanya terungkap di novel. Yah, pokoknya novelnya lebih complex dan membuat saya ketagihan membacanya hingga akhir sampai ke spin-offnya juga. Haha. Itu novel series pertama bahasa Inggris yang saya baca hingga akhir ke spin-offnya.

Dan yang disayangkan, gak akan ada film keduanya. Padahal semua penasaran dengan Adrian. Saya juga baru tau, ternyata para fans VA pernah membuat penggalangan dana demi terwujudnya film kedua (film pertama dianggap jelek dan pemasukkannya kurang bagus, sehingga sangat dipertimbangkan untuk film keduanya). Tapi sayangnya, dana yang terkumpul kurang jadi film kedua batal. Huhuhu.

Memang film Vampire Academy kurang bagus, tapi at least mereka tidak benar-benar merombak ceritanya dan masih tetap satu jalur dengan novelnya (kecuali scene akhir, saat menunjukkan strigoi--vampir jahat yang suka minum darah hingga korbannya mati, berkumpul di dekat St Vladimir, well, itu terjadi di buku ketiga *spoiler*).

Rating film: 3.1/5
Rating novel: 4.2/5

Selasa, 01 Agustus 2017

Review Kosong: Confessions of Shopaholic

Confessions of Shopaholic
Sutradara: P.J. Hogan
Pemain: Isla Fisher, Hugh Dancy
Genre: Romance, Comedy
Diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Sophie Kinsella

Saya tertarik menonton filmnya karena teman kuliah sangat menyukai karakter Rebecca Bloomwood yang diperankan oleh Isla Fisher. Butuh waktu sekitar sebulan kemudian untuk mengumpulkan niat menonton film tersebut. Dan saya akui, saya cukup menyukainya.

Ceritanya tentang Rebecca Bloomwood, seorang reporter majalah perkebunan yang gila belanja hingga tagihan kartu kreditnya melebihi gaji yang ia peroleh. Suatu hari, perusahaan tempatnya kerja gulung tikar dan kebetulan, ia diterima bekerja di koran finansial Successful Savings. Tulisannya yang mampu menerjemahkan bahasa finansial ke bahasa yang lebih mudah dimengerti orang banyak, membuatnya dikenal sebagai Gadis dengan selendang hijau, yang waktu ia kenakan saat interview dengan Luke Brandon, redaktur Successful Savings. Namun, ia masih memiliki masalah dengan hutang kartu kreditnya.

Karakter Rebecca Bloomwood benar-benar unik, dia termasuk orang yang impulsif. Agar CV-nya terlihat bagus, ia menulis kalau ia lancar berbahasa Finlandia. Padahal ia sama sekali gak tau, alasannya "Siapa orang yang ngomong bahasa Finlandia?" lol (jangan ditiru ya).

Dan lagi, ternyata Confessions of Shopaholic ada novelnya!! Dan seperti film adaptation based on novel lainnya, film dan novelnya beda banget.

Di novel, tentang Rebecca Bloomwood, reporter majalah finansial Successful Savings yang gila belanja. Semua bermula ketika ia menerima tagihan kartu kreditnya, berniat membayarnya, tapi gak pernah dibayar malah terus-terusan belanja. Ia tertarik dengan Luke Brandon, PR Brandon Communications yang sering memberikan sinyal yang "salah" padanya. Dan masalah hutang kian membelit.

Topiknya memang masih sama, seputar Rebecca Bloomwood si gila belanja dan tagihan kartu kreditnya. Namun, perbedaan mencolok dari film dan novelnya sangat terasa kuat hingga saya tidak merasa heran kalau filmnya mendapat rating yang kurang bagus. Ketimbang novelnya yang saya rasa (sepertinya) lebih original, filmnya malah terasa seperti film The Devil Wears Prada versi gila belanja.

Kenapa, karena di film Rebecca ingin bekerja di majalah fashion yang satu grup dengan Successful Savings sehingga ia bisa dekat dengan brand baju papan atas. Sementara di novel, Rebecca ingin pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi sehingga ia bisa membayar atau tidak mengkhawatirkan tagihan-tagihannya.

Walau saya akui, Isla Fisher dan Hugh Dancy memainkan dengan menggemaskan perannya di film sebagai Rebecca dan Luke, tapi tetap saja saya merasa kecewa bahwa filmnya sangat jauh berbeda dengan yang ada di novel. Bagian apa yang beda, semuanya kecuali nama karakter, pekerjaan Rebecca, gila belanjanya Rebecca, dan tagihan kartu kredit.

Kalau boleh saya bilang untuk film adaptasi dari novel, ini sangat buruk meskipun filmnya sendiri lumayan bagus. Untuk novelnya, saya sangat menyukainya. Penggunaan sudut pandang orang pertama yaitu Rebecca sangat bagus dan menjiwai seakan saya adalah Rebecca lol.

Rating film: 3.2/5
Rating novel: 4/5