Jumat, 07 Juli 2017

Tulisan Kosong: 15 Minutes

Cerita ini hanya fiksi. Sebelumnya sudah saya post di wattpad, dan lagi ini merupakan re-make cerpen saya yang berjudul "45 minutes" yang kebetulan pernah saya post di Facebook pribadi saya. Hehe

Sebenarnya aku dan pria itu bukan teman sungguhan. Kami hanya berteman di media sosial bernama Facebook. Waktu itu aku melihat foto profilenya (yang tampan) dan memutuskan untuk mengirim permintaan pertemanan tanpa berpikir dua kali. Berharap mungkin ia akan mengirimiku pesan dan kemudian kita akan berbincang dan berjodoh (haha). Namun ternyata saat ia sudah menerima permintaan pertemananku dan aku stalk akunnya, ia sudah memiliki pacar (T-T). Seorang gadis berkulit putih bersih yang pokoknya jauh lebih cantik dariku. Semenjak itu, niat untuk mengiriminya pesan menghilang begitu saja.

Waktu semakin berlalu hingga aku melupakan akun Facebookku karena sibuknya urusan kuliah dan menariknya akun media sosial lain. Namun herannya hasratku ingin membuka akun itu kembali mencuat malam itu. Aku pun segera login dan melihat pria itu online. Aku tertawa dalam hati. Aku dulu sempat tertarik pada pria itu dan akhirnya setelah sekian lama berteman (di Facebook) tidak pernah mengatakan apapun padanya. Dan entah kenapa, mungkin karena tidak memiliki perasaan lagi, malam itu aku berniat untuk mengomentari status Facebooknya.

Dia: My life is totally over.

Tulisnya. Sepertinya ia sedang galau. Putuskah?

Aku: Why?

Aku membalasnya.

Dia: Nothing.

Aku: Then why'd you write this? Do you want to talk about it?

Dia: Nope. I'm okay.

Tiba-tiba gadis lain yang bernama Rina ikut mengomentari statusnya.

Rina: C'mon, there is plenty fish in the sea! Breaking up is just a phase!

Dan komentar lainnya kembali bermunculan.

Teman1: Breaking up doesnt mean the world is over. Please, dude.

Dia: Haha, who wants to stay with me?

Dia: I know, bro. Nvm

Teman2: Why you don't answer my call?!

Dia: My phone is dying.

Teman2: Charge your phone then!

Dan komentar pun berhenti. Ternyata ia benar putus dengan pacarnya. Aku terkekeh, inikah pertanda kenapa aku sangat ingin membuka akun Facebookku malam ini? Karena ia baru saja putus dan MUNGKIN ada kesempatanku untuk masuk? Lol

15 minutes is not enough actually

Ia kembali menulis status Facebook. Apa maksudnya?

Aku: What do you mean?

Dia: Nothing.

Aku: ???

Dia: ???

Aku: I'm curious lol

Dia: Curiosity kills the cat

Aku: Lol I'm not going to kill the cat

Dia: That's not what I mean lmao

Aku: I know what you mean, I'm just messing around lol

Aku: You seemed blue

Dia: I prefer black or grey lol

Aku: What is it?

Dia: Nothing for real

Dia: If you only could to love one person till death, would you live when that person is gone?

Aku terdiam cukup lama. Jawaban apa yang ia inginkan?

Aku: No.

Dia: Haha, why is that?

Aku: Well, what's the reason to live then? I mean, if I could love other person it would be good, but I can't so basically, it would torture me. My life is full of misery lol

Dan ia tidak membalas lagi komentarku. Mungkin jawabanku klasik. Tapi, aku tidak tau jawaban apa lagi yang lebih bagus untuk itu. Aku menengok kearah jam dinding yang tergantung di kamar, sudah pukul 1 malam lewat 6 menit. Segera ku logout akun Facebookku dan tidur.
--
Sejak hari itu aku tidak pernah melihat ia online karena ia tidak mengupdate status Facebooknya lagi ataupun membalas komentarku malam itu. Sebuah notifikasi dari Facebook masuk. Hari ini hari ulangtahun pria itu. Segera kubuka profil Facebooknya untuk mengirimkan ucapan selamat ulangtahun dan seseorang bernama Rina sudah terlebih dahulu melakukan hal tersebut. Namun pesannys membuatku tercengang.

Sebuah foto batu nisan dengan nama pria itu dan pesan yang bertuliskan:

Today is your birthday, bro. Happy birthday. It's been two months already. I miss you but I love you.

Tanganku langsung bergetar. Dua bulan. Dua bulan yang lalu ia meninggal. Tepat saat ia tidak membalas komentarku malam itu. Dengan spontan, aku segera mengirim pesan pada pemilik akun Rina.

Aku: Sorry, I saw what you sent to his wall. Is he really died?

Rina: I'm sorry, who are you?

Aku: I'm sorry, I'm just his friend, I commented his status but he never replied, I wonder what happened to him.

Rina: Well, he died two months ago.

Aku: For real? What happened?

Rina: He commited suicide. He was depressed for the past few weeks after breaking up with his girlfriend.

Rina: Ah, you are the last girl who talk to him before he died.

Rina: I'm not making you feel guilty or what.

Rina: I wonder if you could give him a proper answer back then.

Rina: Probably you could save him.

Rina: No offense.

Dengan cepat aku segera logout dari akun Facebookku. Dan ingin rasanya menghapus percakapanku dengan Rina. Sungguh, apa maksudnya mengatakan hal itu?

Penasaran, aku kembali membuka akun Facebookku dan Rina mengirimiku sebuah pesan. Sebuah foto sebenarnya. Sebuah foto yang berisikan sebuah tulisan tangan diatas sebuah kertas yang ditulis dengan spidol merah.

Who could live in the world if the one you love is gone? I have no reason in life.

Sabtu, 01 Juli 2017

Review Kosong: Leap! /Ballerina (2016)



Leap! /Ballerina (2016)
Sutradara: Eric Summer
Pemain: Elle Fanning, Dane DeHaan, Carly Rae Jepsen
Genre: Adventure, Dance, Animation

Dikarenakan skripsi dan deadline wisuda tahun ini, jadinya sudah dua bulan tidak posting tulisan padahal yang mau ditulis banyak haha (alasan klasik).
Waktu untuk membaca buku selain novel yang digunakan untuk skripsi juga terbatas (selain komik online) sehingga saya kembali ke rutinitas lama dengan menonton film untuk mengatasi kejenuhan. Film yang baru saya tonton beberapa saat lalu adalah film animasi tahun 2016 berjudul Leap! atau Ballerina. Saya sudah menonton trailernya tahun lalu dan karena penasaran makanya memutuskan untuk menontonnya.
Felicie (source:google)
Bercerita tentang Felicie, seorang gadis yatim piatu yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang ballerina. Bersama dengan sahabatnya Victor, mereka kabur dari panti asuhan tersebut dan pergi ke Paris untuk meraih mimpi mereka. Felicie mendatangi sebuah teater opera dan melihat seorang ballerina sedang menari yang semakin mengukuhkan impiannya, namun ia tertangkap basah oleh sang penjaga yang akan membawanya ke kantor polisi karena dianggap pencuri. Beruntung Odette, petugas kebersihan opera tersebut, menolong Felicie. Felicie bekerja di rumah Nyonya Le Haut untuk membantu pekerjaan Odette di sana. Sang anak majikan, Camille ternyata bercita-cita juga menjadi seorang ballerina. Namun sikapnya yang arogan langsung membuat Felicie naik pitam sehingga 'mencuri' surat penerimaan belajar balet di sebuah opera paling terkenal dan terbaik di Paris.

source: google
Kesan saya, lumayan seru. Saya suka sekali Odette. Meskipun awalnya dia sedikit menyebalkan karena sikapnya yang dingin, tapi dia sangat perhatian dan baik banget sama Felicie. Odette adalah seorang mantan ballerina. Ia bercerita bahwa dulu terluka saat sedang perform dan semenjak itu ia tidak menari lagi. Ia dulu juga sangat terkenal sebagai penari terbaik di jamannya, kata Merante. Odette dan Merante adalah OTP saya di film ini. Sayang, gak diceritain lebih lanjut gimana hubungan mereka sebelum dan sesudah dari kejadian ini.
Odette (source:amazon)
Pertama kali mereka menunjukkan affectionnya saat Felicie ketahuan (ups, spoiler) dan Odette mengakui sebagai wali dari Felicie. Di situ Merante terlihat sedikit terkejut melihat Odette, namun langsung mengancam nyonya Le Haut, kalau ia memecat Odette, Camille tidak akan menjadi muridnya. Kemudian, saat Odette sedang membersihkan panggung sambil sedikit menari, Merante memujinya dengan mengatakan bahkan saat Odette sedang melakukan pekerjaan kotor (menyapu maksudnya,) ia masih terlihat indah. Duh. Waktu mereka sama-sama mengajari Felicie juga, mereka mengatakan hal yang sama. OTP.
uhuk (source: google)
Akhir dari film ini pun menunjukkan mereka terlihat berduaan di belakang panggung. Namun sayang, tidak diceritakan bagaimana kelanjutan mereka berdua--andai, mereka berdua akhirnya menikah dan mengangkat Felicie dan Victor sebagai anak mereka. Eh tapi nanti Felicie gak bisa nikah ya sama si Victor, eh gak tau juga deh (lol).

Score: 3.7/10

Alasan harus nonton ini: banyak pesan moral yang bisa diperoleh dari film ini, contohnya seperti, jangan memaksakan kehendak orangtua pada anak karena anak bisa memilih jalannya sendiri. Salah satu yang paling saya ingat adalah saat Felicie dan Camille ditanya oleh Merante alasan mereka menari. Felicie menjawab dengan lugas kalau menari adalah bagian dari dirinya, sementara Camille bingung harus menjawab apa karena ia menari disuruh oleh ibunya, bukan karena keinginannya sendiri.

Leap! /Ballerina (source: google)